Kayu Jati berasal dari pohon Jati (Tectona grandis sp) adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi yang biasa dipakai pada pembuatan mebel atau pembuatan rumah adat seperti rumah joglo di Jawa .
Ciri umum dari pohon jati adalah bentuk pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m dan diameter 1,8-2,4 meter, berdaun lebar elips mencapai 30-60cm saat dewasa, yang luruh di musim kemarau. Namun, pohon jati rata-rata mencapai ketinggian 9-11 meter, dengan diameter 0,9-1,5 meter.
Pohon Jati dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan 1 500 – 2 000 mm/tahun dan suhu 27 – 36°C baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Tempat yang paling baik untuk pertumbuhan jati adalah tanah dengan pH 4.5 – 7 dan tidak dibanjiri dengan air.
Pohon Jati memiliki pertumbuhan yang lambat dengan germinasi rendah (biasanya kurang dari 50%) yang membuat proses propagasi secara alami menjadi sulit sehingga tidak cukup untuk menutupi permintaan atas kebutuhan kayu jati. Sehingga harga kayu jati akan cenderung naik setiap tahunnya. Pohon Jati biasanya diproduksi secara konvensional dengan menggunakan biji. Akan tetapi produksi bibit dengan jumlah besar dalam waktu tertentu menjadi terbatas karena adanya lapisan luar biji yang keras. Beberapa alternatif telah dilakukan untuk mengatasi lapisan ini seperti merendam biji dalam air, memanaskan biji dengan api kecil atau pasir panas, serta menambahkan asam, basa, atau bakteri. Akan tetapi alternatif tersebut masih belum optimal untuk menghasilkan kayu jati dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak.
Kayu Jati
Kayu jati merupakan kayu kelas satu karena kekuatan, keawetan dan keindahannya. Secara teknis, kayu jati memiliki kelas kekuatan I dan kelas keawetan I. Kayu ini sangat tahan terhadap serangan rayap.
Kayu jati mengandung semacam minyak dan endapan di dalam sel-sel kayunya, sehingga dapat awet digunakan di tempat terbuka meski tanpa divernis; apalagi bila dipakai di bawah naungan atap.
Kayu teras jati berwarna coklat muda, coklat kelabu hingga coklat merah tua. Kayu gubal, di bagian luar, berwarna putih dan kelabu kekuningan.
Meskipun keras dan kuat, kayu jati mudah dipotong dan dikerjakan, sehingga disukai untuk membuat furniture dan ukir-ukiran. Kayu yang diampelas halus memiliki permukaan yang licin dan seperti berminyak. Pola-pola lingkaran tahun pada kayu teras nampak jelas, sehingga menghasilkan gambaran yang indah.
Dengan kehalusan tekstur dan keindahan warna kayunya, kayu jati digolongkan sebagai kayu mewah. Oleh karena itu, kayu jati banyak diolah menjadi mebel taman, mebel interior, kerajinan, panel, dan anak tangga yang berkelas.
Sekalipun relatif mudah diolah, kayu jati terkenal sangat kuat dan awet, serta tidak mudah berubah bentuk oleh perubahan cuaca. Atas alasan itulah, kayu jati digunakan juga sebagai bahan dok pelabuhan, bantalan rel, jembatan, kapal niaga, dan kapal perang.
Tukang kayu di Eropa pada abad ke-19 konon meminta upah tambahan jika harus mengolah jati. Ini karena kayu jati sedemikian keras hingga mampu menumpulkan perkakas dan menyita tenaga mereka. Marinir kelautan Inggris bahkan menyarankan untuk menghindari kapal jung Tiongkok yang terbuat dari kayu jati karena dapat merusak baja kapal marinir Inggris jika berbenturan.
Macam Kayu Jati
Menurut sifat-sifat kayunya, di Jawa orang mengenal beberapa jenis jati (Mahfudz dkk., t.t., Sekilas Jati. Puslitbang Biotek dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Jogyakarta), yaitu:
- Jati lengo atau jati malam, memiliki kayu yang keras, berat, terasa halus bila diraba dan seperti mengandung minyak (Jw.: lengo, minyak; malam, lilin). Berwarna gelap, banyak berbercak dan bergaris.
- Jati sungu berwarna Hitam, padat dan berat (Jw.: sungu, tanduk).
- Jati werut, dengan kayu yang keras dan serat berombak.
- Jati doreng, berkayu sangat keras dengan warna loreng-loreng hitam menyala, sangat indah.
- Jati kembang.
- Jati kapur, kayunya berwarna keputih-putihan karena mengandung banyak kapur. Kurang kuat dan kurang awet.
Penggunan Kayu Jati
Kayu Jati sejak lama digunakan sebagai bahan baku pembuatan kapal laut, termasuk kapal-kapal VOC yang melayari samudera di abad ke-17. Juga dalam konstruksi berat seperti jembatan dan bantalan rel.Di dalam rumah, selain dimanfaatkan sebagai bahan baku furniture seperti: Kursi Tamu Set, Meja Makan Set, Tempat Tidur, Almari, Bufet dll, kayu jati digunakan pula dalam struktur bangunan. Rumah-rumah tradisional Jawa, seperti rumah joglo Jawa Tengah, menggunakan kayu jati di hampir semua bagiannya: tiang-tiang, rangka atap, hingga ke dinding-dinding berukir. Dalam industri kayu sekarang, jati diolah menjadi venir (veneer) untuk melapisi wajah kayu lapis mahal; serta dijadikan keping-keping parket (parquet) penutup lantai. Selain itu juga diekspor ke mancanegara dalam bentuk furniture luar-rumah.
Ranting-ranting jati yang tak lagi dapat dimanfaatkan untuk mebel, dimanfaatkan sebagai kayu bakar kelas satu. Kayu jati menghasilkan panas yang tinggi, sehingga dulu digunakan sebagai bahan bakar lokomotif uap.
Kualitas Kayu
Jati kualitas kayu jati dibedakan menjadi tiga tingkatan kualitas yaitu grade A, B dan C dimana kayu jati dengan label grade A merupakan kayu jati dengan kualitas dan harga paling tinggi, dan kayu jati dengan label grade C merupakan kayu jati yang termurah dan berkualitas rendah.
- Grade A pemakaian kayu hanya menggunakan kayu bagian tengah atau heart wood, tanpa penggunaan kayu bagian pinggir atau sapwood yang berwarna putih. Struktur seratnya sangat stabil dan cincin kambium atau lapisan serat kayu rapat dikarenakan usia batang kayu yang sangat tua. Pada grade ini dipersyaratkan tidak adanya cacat mata kayu sama sekali untuk permukaan kecil sampai sedang, dan maksimal ada 2 mata kayu untuk permukaan lebar.
- Grade B merupakan kayu yang berkualitas baik dibawah kelas grade A. Pada sebuah batang pohon jati, kayu jati grade B merupakan kayu jati yang berada pada bagian terluar dari jantung kayu atau ‘heartwood’. Pada bagian ini kayu jati masih belum terlalu dewasa dan mempunyai kandungan atau konsentrasi minyak atau resin yang secara signifikan lebih sedikit dari kayu jati dengan grade A. Kayu jati dengan label grade B biasanya sedikit lebih terang dalam warnanya jika dibandingkan dengan kayu jati grade A, selain itu butiran kayu pada grade ini tidak serapat kayu jati grade A.
- Grade C merupakan kualitas kayu jati dibawah grade B. Pada grade ini bagian pinggir (sapwood) diambil sampai 50% dari penampang komponen, Itu artinya pada setiap papan komponen harus masih ada bagian heartwood atau kayu tengah minimal setengah dari ukuran papan. Mata kayu pada grade ini tidak ada batasan jumlahnya.
Dapatkan mebel dengan kualitas kayu yang baik, hanya di : Mebel Amara
Untuk pemesanan mebel jati, silahkan hubungi:
Sayogyo Utomo
Phone 081 2265 1319
WA 081 2265 1319