MEBEL AMARA

Mebel Jepara Top Amara, melayani pembuatan mebel Minimalis, Mebel Ukir, Mebel Klasik, Mebel Modern, Kursi Tamu, Meja makan, Tempat Tidur, Almari, Bufet, Sofa, Bale-Bale, Meja Rias, Sketsel, Kaligrafi, Mimbar Masjid, Gebyok, Pelaminan Dekorasi, Pembuatan Pendopo Joglo

  • DEPAN
  • PROFIL
  • PRODUK 1
    • KURSI TAMU
    • KURSI TERAS
    • BALE-BALE / BANGKO
    • KURSI GOYANG
    • SOFA
  • PRODUK 2
    • MEJA MAKAN SET
    • TEMPAT TIDUR
    • JAM BANDUL
    • KALIGRAFI
    • TOLET / MEJA RIAS
  • PRODUK 3
    • LEMARI
    • BUFET DAN RAK BUKU
    • BUFET TV
    • BUFET PEMBATAS RUANG
  • PRODUK 4
    • PEMBATAS / SKETSEL
    • PELAMINAN GEBYOK
    • GEBYOK PINTU
    • PENDOPO JOGLO
  • CARA ORDER
skip to main | skip to sidebar
    GALERY PRODUK
    Tampilkan postingan dengan label Seni Ukir. Tampilkan semua postingan
    Tampilkan postingan dengan label Seni Ukir. Tampilkan semua postingan

    Sejarah Perkembangan Seni Ukir Indonesia

    Seni Ukir, Motif Ukir, Ragam Ukir, Mebel Ukir, Ukir Jepara, Ukir Tradisional, Ukir Jawa





















    Di Indonesia seni ukir sudah dikenal sejak lama yaitu sekitar 1450SM. Pada saat itu bahan yang dipakai sebagai media ukir adalah tanah liat, pelepah daun, kayu, batu, tulang atau bahan lain yang saat itu mudah ditemui dan mudah dipahat. Motifnyapun juga masih sangat sederhana. Biasanya beragam motif yang diukir merupakan simbol-simbol kepercayaan dan pesan untuk sebuah acara ritual kepercayaan.

    Selanjutnya pada jaman 500SM hingga 300SM bahan media ukir mengalami perkembangan setelah ditemukannya logam seperti perunggu, emas, perak dan lain sebagainya. Pada jaman ini ukiran sudah menggunakan teknologi cor. Motif ukir mengalami perkembangan mulai dari motif meander, pilin berganda, tumpal, topeng serta binatang dan manusia. Contoh motif tumpal ditemukan pada sebuah buyung perunggu dari kerinci Sumatera Barat, dan pada pinggiran sebuah nekara (moko dari Alor, NTT. Motif pilin berganda ditemukan pada nekara perunggu dari Jawa Barat dan pada bejana perunggu darikerinci, Sumatera. Motif topeng ditemukan pada leher kendi dari Sumba. Nusa Tenggara, dan pada kapak perunggu dari danau Sentani, Irian Jaya. Motif ini menggambarkan muka dan mata orang yang memberi kekuatan magis yang dapat menangkis kejahatan. Motif binatang dan manusia ditemukan pada nekara dari Sangean.

    Setelah masuknya agama Hindu, Budha dan Islam ke Indonesia, seni ukir mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam bentuk desain dan motif. Contoh peninggalan ukiran banyak ditemukan pada badan-badan candi dan prasasti-prasasti yang di buat orang pada masa itu untuk memperingati para raja-raja. Bentuk ukiran juga ditemukan pada senjata-senjata, seperti keris dan tombak, batu nisan, masjid, keraton, alat-alat musik, termasuk gamelan dan wayang. Motif ukiran, selain menggambarkan bentuk, kadang-kadang berisi tentang kisah para dewa, mitos kepahlawanan, dll. Bukti-bukti sejarah peninggalan ukiran pada periode tersebut dapat dilihat pada relief candi Penataran di Blitar, candi Prambanan dan Mendut di Jawa Tengah.

    Pada masa sekarang ukir kayu dan logam tidak hanya mengalami perkembangan pesat namun juga sudah bergeser dari motif dan kegunaannya. Dahulu ukiran dimaksudkan sebagai simbol pesan dalam kaitannya dengan kepercayaan. namun sekarang telah berubah menjadi seni hiasan yang cenderung hanya untuk mempercantik dan memperindah ruangan atau tempat dimana ukiran itu diadakan. Namun demikian pakem corak masing-masing daerah masih banyak dipertahankan, seperti motif Pejajaran, Majapahit, Mataram, Pekalongan, Bali, Jepara, Madura, Cirebon, Surakarta, Yogyakarta, dan berbagai macam motif yang berasal dari luarJawa.

    Dapatkan mebel ukir dan minimalis berkualitas dengan harga yang kompetitif hanya di: Mebel Amara

    Untuk pemesanan mebel ukir silahkan hubungi:
    Sayogyo Utomo
    Phone 081 2265 1319
    WA     081 2265 1319
    http://www.mebelamara.com
    Katalog Produk Mebel Amara
    Kelompok Produk : Seni Ukir

    Legenda Asal Usul Seni Ukir Jepara

    Terkait asal-usul seni ukir Jepara, banyak beragam mitos atau legenda yang berkembang di masyarakat. Berikut legenda asal-usul seni ukir yang berkembang di Jepara.
    Dikisahkan Raja Brawijaya (Raja Majapahit terakhir) sedang berjalan-jalan ke sebuah desa. Karena lelah, ia lalu beristirahat di rumah seorang mantri lurah jagal, punggawa rendahan Istana Majapahit. Punggawa itu punya anak perempuan yang sudah menjanda. Wajah janda ini amat elok dan cantik sekali hingga Prabu Brawijaya terpikat dan ingin menggaulinya. Akhirnya, si janda ini mengandung dan melahirkan anak laki-laki yang amat tampan dan diberi nama Jaka Prabangkara.
    Prabu Brawijaya amat gembira melihat anaknya yang tampan itu, apalagi setelah tahu kalau anaknya ini pandai sekali melukis. Maka, Jaka Prabangkara diminta untuk melukis permaisurinya yang amat dicintainya yaitu Putri Cempa.
    Legenda, Asal Usul, Seni, Ukir, Jepara, Mebel

    Lukisan permaisuri yang dilukis tanpa busana itu dapat diselesaikan oleh Prabangkara dengan sempurna persis seperti aslinya. Namun hal ini membuat Raja Brawijaya menjadi curiga, karena pada bagian tubuh tertentu dan rahasia terdapat tanda alami/khusus yang terdapat pula pada lukisan serta tempatnya/posisi dan bentuknya persis. Jaka Prabangkara berdalih jika titik hitam di lukisan yang terdapat di sekitar kemaluannya ini terjadi karena tetesan tinta yang jatuh tanpa sengaja.
    Namun, Prabu Brawijaya tidak percaya. Ia menuduh Jaka Prabangkara yang tampan itu telah menggauli permaisurinya yang cantik jelita itu hingga ia tahu kalau di sekitar kemaluannya ada titik hitam.
    Maka murkalah sang Prabu dan berencana untuk membunuh Jaka Prabangkara. Namun, sang patih Gajah Mada mencoba menahan amarahnya dan mohon agar anak ini jangan dibunuh. Sebab, bagaimanapun ia adalah anaknya sendiri.
    Maka disiapkanlah serangkaian strategi untuk mengusir si anak dari Majapahit. Prabu Brawijaya suatu kali meminta Jaka Prabangkara untuk melukis seluruh isi dan kejadian di langit, misalnya matahari, rembulan, bintang, halilintar, pelangi, petir dan cahaya angkasa yang warna-warni. Maka dipersiapkanlah sebuah kurungan besar lengkap dengan segala perbekalan dan sebuah layang-layang besar. Jaka Prabangkara diminta untuk masuk ke kurungan itu dan diterbangkan dengan layang-layang besar itu. Setelah layang-layang terbang ke angkasa diputus talinya.
    Dalam keadaan melayang-layang inilah pahat Prabangkara jatuh di suatu desa di dekat kota Jepara.
    Di desa kecil tersebut sampai sekarang memang banyak terdapat pengrajin ukir yang berkualitas tinggi. Namun asal mula adanya ukiran disini apakah memang betul disebabkan karena jatuhnya pahat Prabangkara, belum ada data sejarah yang mendukungnya.
    Namanya juga legenda.

    Untuk pemesanan mebel ukir, silahkan hubungi:
    Sayogyo Utomo
    Phone 081 2265 1319
    WA     081 2265 1319
    http://www.mebelamara.com
    Katalog Produk Mebel Amara
    Kelompok Produk : Seni Ukir

    Mengenal Ciri Motif Ukir Jawa

    Banyak ragam Motif Ukir di Indonesia yang masing-masing memiliki ciri khas yang menandai asal motif tersebut.

    Motif Pajajaran
    Motif Ukir Pajajaran, Ciri Motif Ukir JawaCiri – Ciri Umum
    Semua bentuk ukiran daun mulai dari daun pokok , daun trubus , daun patran, bunga buah dan sebagainya berbentuk cembung (bulat)
    Ciri – Ciri Khusus
    Angkup. motif pajajaran ini mempunyai beberapa angkup yaitu
    (1). Angkup besar pada daun pokok
    (2).Angkup Sedang pada daun sedang
    (3). Angkup kecil pada daun trubusan.
    Cula: Cula motif ini berbentuk melengkung menghadap kedepan.
    Endong: Bentuk ukiran yang tumbuh berdampingan / dibelakang daun pokok dengan ikal yang terdapat pada penghabisan ukiran daun endong tersebut .
    Simbar: Mempunyai simbar sebagai pemanis ukiran daun pokok dengan bentuk khas pula.
    Benangan: Benangan dalam ukiran daun poko berbentuk timbul seperti tangkai yang terdapat dimuka ukiran daun pokok, sedangkan benangan garis terdapat pada ukiran daun yang masih muda.
    Pecahan. Pecahan garis berfungsi sebagai pemanis , menjalar pada daun pokok , daun dan pecahan cawen pada daun patran serta pecahan pada ukiran daun yang lain.

    Motif Majapahit
    Motif Ukir Majapahit, Ciri Motif Ukir JawaCiri – Ciri Umum
    Semua bentuk ukiran daun, bunga dan buah berbentuk cembung dan cekung (Campuran).
    Ciri – Ciri Khusus
    Angkup. Motif Majapahit ini mempunyai angkup cekung dan ikal yang terdapat pada bagian atas sedangkan pada ujung angkup terdapat ikal sebagai akhir dari angkup tersebut.
    Jambul Susun . Jambul sususn ini merupakan ciri khas yang terdapat pada motif majapahit . Jambul susun tersebut terletak dimuka pada daun pokok.
    Daun Trubus .Daun trubus pada motif ini kebanyakan tumbuh di atas pada daun pokok..
    Simbar. berbentuk seperti simbar yang terdapat [ada motif yang lain. juga berfungsi sebagai penamba keindahan saja.
    Benangan. motif ini kadang – kadang mempunyai benangan rangkap disamping benangan garis.
    Pecahan. seperti motif lainnya, pecahan pada motif majapahit mempunyai pecahan garis yang menjalar pada daun pokok dan pecahan cawen yang terdapat pada ukiaran daun patran, sehingga menambah kecantikan ukiran.

    Motif Pekalongan
    Ciri Ukir Pekalongan, Motif Ukir JawaCiri – Ciri Umum
    Bentuk ukiran motif pekalongan ini berbentuk cembung dan cekung (campuran) .
    Ciri – Ciri Khusus
    Sunggar . Mempunyai sunggar bersusun berbentuk cembung yang sama bentuknya dengan angkup.
    Benangan. Benangan motif ini menyerupai benangan yang ada pada motif pajajaran. Hanya kadang-kadang saja benangan motiff ini berbentuk daun.
    Pecahan. Pecahan garis terdapat pada daun pokok sedangkan pecahan cawen terdapat pada daun yang cekung.




    Motif Madura
    Ukir Madura, Ciri Ukir MaduraCiri – Ciri Umum
    Pada garis besarnya bentuk ukiran daun madura ini melengkung dan terdapat ikal pada ujung daunnya . Pecahan cawen pada daun pokok menyerupai gergaji.

    Ciri – Ciri Khusus
    Benangan. Pada ukiran daun poko terdapat benangan timbul yang menuju ke arah ikal pada ujung daun tersebut.
    Pecahan. Pecahan garis mirip dengan motif Jepara.







    Motif Yogyakarta
    Ukiran Yogyakarta, Ciri Motif Ukir YogyaCiri – Ciri Umum
    Motif Yogyakarta terkenal dengan nama ukiran perak yogya, bentuk ini mengambil contoh dari daun pakis .

    Ciri – Ciri Khusus
    Daun Pokok . Ukiran daun pokok berelung relung lemah gemulai dengan daun cembung dan cekung yang tumbuh pada relung tersebut. Pada akhir relung ini sering tumbuh bunga yang mekar dengan indahnya.





    Motif Surakarta
    Ciri Ukir Surakarta, Ragam Ukir JawaCiri – Ciri Umum
    Bentuk Ukiran daun motif Surakarta diambil dari relung daun pakis yang menjalar bebas berirama. Daun-daunnya berbentuk cembung dan cekung (campuran).
    Ciri – Ciri Khusus
    Bentuk Ukiran . Corak motif Surakarta seolah olah menggambarkan watak dan kepribadian si pencipta, disamping pengaruh yang ada disekitarnya. Hal ini terlihat pada keindahan dan keharmonisan tata cara Surakarta sehingga ukiran daun pada motif ini pun keliahatan indah harmonis.





    Motif Semarangan
    Ciri Ukir Semarang, Ragam Ukir Jawa, Mebel UkirCiri – Ciri Umum
    Motif ini mempunyai daun pokok relung dengan bentuk ukiran daun campuran cembung dan cekung.
    Ciri – Ciri Khusus
    Daun Trubus . bentuk daun trubus pada motif ini kebanyakan berbentuk bongkok. Daun trubus ini biasanya tumbuh dimuka benangan dan terhenti dibawah ikal daun, seolah olah menahan ikal duan tersebut.
    Pecahan. dalam motif ini berbentuk pecahan cawen. Disamping pecahan cawen juga terdapat pecahan garis yang terdapat pada bagian yang menarik dari bentuk daun motif ini.




    Motif Bali
    Ciri Ukir Bali, Mebel UkirCiri – Ciri Umum
    Semua bentuk ukiran daun, bunga dan buah berbentuk cembung dan cekung (campuran).
    Ciri – Ciri Khusus
    Angkup. Seperti pada motif lainnya motif ini mempunyai angkup yang berikal pada ujungnya.
    Sunggar .Sunggar ini hanya terdapat pada motif ini saja yang mana sunggar ini tumbuh dari ujung ikal benangan pada daun pokok.
    Endong. Daun yang tumbuh dibelakang daun pokok seperti halnya endong yang terdapat pada motif Pajajaran dan Majapahit.
    Simbar . Motif Bali ini juga mempunyai simbar seperti simbar yang terdapat pada moif Pajajaran dn Majapahit yang khas pula.
    Daun Trubus . Daun trubus yang tumbuh pada motif ini tumbuh pada bagian atas yang membentuk dengan indahnya.
    Benangan. Khusus pada motif ini benangannya berbentuk cembung dan miring sebagian , yang mana benangan ini tumbuh melingkar sampai ujung ikal.
    Pecahan. Seperti halnya motif lainnya, pecahan pada motif majapahit mempunayi pecahan garis yang menjalar pada daun pokok dan pecahan cawen yang terdapat pada ukiaran daun patran, sehingga menambah kecntikan ukiran.

    Motif Mataram
                                              Ciri – Ciri Umum
    Ciri Ukir Mataram, Mebel UkirSemua bentuk ukiran daun baik daun pokok maupu daun yang kecil – kecil berbentuk cekung ( Krawingan ). Bentuk ukiran daun motif ini berbentuk patran. Pada bagian ujung daun ada yang mempunyai ikal dan ada pula yang tidak berikal. Susunan daun motif ini biasanya bergerombol hingga menyerupai daun alam.
    Ciri – Ciri Khusus
    Daun Trubus . bentuk daun trubus pada motif ini kebanyakan berbentuk bongkok. Daun trubus ini biasanya tumbuh dimuka benangan dan terhenti dibawah ikal daun, seolah olah menahan ikal duan tersebut.
    Benangan. ada dua macam motif yaitu (1). Benangan Timbul (2). Benangan Garis.
    Pecahan. dalam motif ini berbentuk pecahan cawen.Disamping pecahan cawen juga terdapat pecahan garis yang terdapat pada bagian yang menarik dari bentuk daun motif ini.

    Motif Jepara
                                              Ciri – Ciri Umum
    Ciri Ukir Jepara, Mebel UkirBentuk bentuk ukiran daun pada motif ini bentuk segitiga dan miring.
    Ciri – Ciri Khusus
    Daun Pokok . Daun pokok motif ini mempunyai corak tersendiri , yaitu merelung -relung dan melingkar. Pada penghabisan relung tersebut terdapat daun yang mengerombol.
    Bunga dan Buah . Bunga dan buah pada motif Jepara berbentuk cembung (bulatan) seperti buah anggur atau buah wuni yang disusun berderet atau bergerombol . Bunga ini sering terdapat pada sudut pertemuan relung daun pokok atau terdapat pada ujung relung yang dikelilingi daun-daunnya , sedangkan bunganya mengikuti bentuk daunnya.
    Pecahan. Pada pecahan ukiran daun motif ini terdapat 3 pecahan garis yang mengikuti arah bentuk daun , sehingga tampak seperti sinar.

    Motif Cirebon
    Ciri Ukir Cirebon, Mebel Ukir

    Ciri – Ciri Umum
    Bentuk ukiran daun motif ini berbentuk cembung dan cekung (campuran). corak motif ukiran ini ada yang berbentuk karang ada pula yang berbentuk awan , menyerupai ukiran tiongkok . Ukiran corak ini kurang begitu dikenal , karena ukiran ini kebanyakan hanya dipakai untuk hiasan bangunan rumah saja.


    Ciri – Ciri Khusus
    Angkup .Motif ini mempunyai angkup yang pada bagian ujungnya melingkari ikal daun patran, yang tumbuh dimuka daun pokok.


    Pemesanan mebel ukir, silahkan hubungi:
    Sayogyo Utomo
    Phone 081 2265 1319
    WA     081 2265 1319

    http://www.mebelamara.com
    Katalog Produk Mebel Amara
    Kelompok Produk : Seni Ukir

    Mengenal Seni Ukir

    Motif, Alat, Seni, Ukir

    Seni ukir atau ukiran yang berkembang di Indonesia memiliki sejarah perkembangan yang beragam, sehingga menciptakan beragam motif.

    Pengertian Seni Ukir

    • Seni ukir atau ukiran merupakan gambar hiasan dengan bagian-bagian cekung (kruwikan) dan bagian-bagian cembung (buledan) yang menyusun suatu gambar yang indah.
    • Pengertian ini berkembang hingga dikenal sebagai seni ukir yang merupakan seni membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan-bahan lain.

    Sejarah Seni Ukir di Indonesia

    • Bangsa Indonesia  mulai mengenal ukir sejak zaman batu muda (Neolitik), yakni sekitar tahun 1500 SM.  Pada zaman itu nenek-moyang bangsa Indonesia telah membuat ukiran pada kapak batu,  tempaan tanah liat atau bahan lain yang ditemuinya.  Motif  dan pengerjaan ukiran pada zaman itu masih sangat sederhana. Umumnya bermotif geometris yang berupa garis, titik, dan lengkungan, dengan bahan tanah liat,  batu,  kayu,  bambu,  kulit,  dan tanduk hewan Pada zaman yang  lebih dikenal sebagai zaman perunggu,  yaitu berkisar tahun 500  hingga 300 SM.
    • Bahan untuk membuat ukiran telah mengalami perkembangan yaitu menggunakan bahan perunggu,  emas,  perak dan lain  sebagainya.  Dalam pembuatan ukirannya adalah menggunakan teknologi cor.
    • Motif-motif yang di gunakan pada masa zaman perunggu adalah motif meander,  tumpal,  pilin berganda,  topeng,  serta binatang maupun manusia. Motif meander ditemukan pada nekara perunggu dari Gunung merapi dekat Bima. Motif  tumpal ditemukan pada sebuah buyung perunggu dari kerinci Sumatera Barat, dan pada pinggiran sebuah nekara (moko dari Alor, NTT. Motif pilin berganda ditemukan pada nekara perunggu dari Jawa Barat dan pada bejana perunggu dari kerinci,  Sumatera. Motif  topeng ditemukan pada leher kendi dari Sumba. Nusa Tenggara,  dan pada kapak perunggu dari danau Sentani,  Irian Jaya.  Motif  ini menggambarkan muka dan mata orang yang  memberi kekuatan magis yang  dapat menangkis kejahatan. Motif  binatang dan manusia ditemukan pada nekara dari Sangean.
    • Setelah agama Hindu,  Budha, dan Islam  masuk ke Indonesia,  seni ukir mengalami perkembangan yang  sangat pesat,  dalam bentuk desain produksi,  dan motif. Ukiran banyak ditemukan pada badan-badan candi dan prasasti-prasasti yang  di buat orang pada masa itu untuk memperingati para raja-raja. Bentuk ukiran juga ditemukan pada senjata-senjata, seperti keris dan tombak, batu nisan, masjid, keraton, alat-alat musik, termasuk gamelan dan wayang. Motif ukiran, selain menggambarkan bentuk, kadang-kadang berisi tentang kisah para dewa, mitos kepahlawanan, dll.
    • Bukti-bukti sejarah peninggalan ukiran pada periode tersebut dapat dilihat pada relief candi Penataran di Blitar, candi Prambanan dan Mendut di Jawa Tengah.
    • Saat sekarang ukir kayu dan logam mengalami perkembangan pesat. Dan fungsinyapun sudah bergeser dari hal-hal yang berbau magis berubah menjadi hanya sebagai alat penghias saja.pada ukiran kayu meliputi motif  Pejajaran,  Majapahit, Mataram,  Pekalongan, Bali,  Jepara,  Madura,  Cirebon,  Surakarta,  Yogyakarta,  dan berbagai macam motif yang berasal dari luarJawa.
    Untuk pemesanan mebel ukir, silahkan hubungi:
    Sayogyo Utomo
    Phone 081 2265 1319
    WA     081 2265 1319
    http://www.mebelamaea.com


    Katalog Produk Mebel Amara
    Kelompok Produk : Seni Ukir
    Postingan Lama Beranda
    DAFTAR ISI
    • INFO PERUSAHAAN
    • KURSI TAMU
    • KURSI TERAS
    • KURSI GOYANG
    • RISBAN ATAU BALE-BALE
    • SOFA
    • MEJA MAKAN
    • TEMPAT TIDUR
    • JAM BANDUL
    • KALIGRAFI
    • TOLET / MEJA RIAS
    • ALMARI
    • BUFET dan RAK BUKU
    • BUFET TV
    • BUFET PARTISI
    • PEMBATAS RUANG
    • PELAMINAN
    • GEBYOK
    • MIMBAR MASJID
    • PENDOPO JOGLO

    HUBUNGI

    Sayogyo Utomo, SPd
    Phone: 08122651319
    WA : 08122651319
    TRANSAKSI AMAN AMANAH

    TOKO MEBEL MURAH LENGKAP

    TOKO MEBEL MURAH LENGKAP
     
    • DEPAN
    • KURSI TAMU
    • SOFA
    • MEJA MAKAN
    • TEMPAT TIDUR
    • ALMARI
    • BUFET
    • PELAMINAN
    • PENDOPO JOGLO

    TEKNIK UKIR KAYU

    • Mengenal Kayu Jati
    • Motif, Fungsi dan Alat Ukir
    • Ragam Teknik Ukir

    MENGENAL SENI UKIR

    • Mengenal Seni Ukir
    • Sejarah Perkembangan Ukir
    • Mengenal Ciri Motif Ukir Jawa
    • Legenda Seni Ukir Jepara

    FINISHING KAYU

    • Tips Finishing Kayu Yang Benar
    • Finishing Kayu
    • Warna Finishing Kayu
    Copyright © 1999 - MEBEL AMARA - All Rights Reserved
    Template Created by Creating Website Published by Mas Template